SELAMAT DATANG

Sabtu, 12 Maret 2011

Mendidik Anak Untuk Bisa Menghasilkan Uang

KESALAHAN masyarakat kita yang menyebabkan penduduk Indonesia sangat tertinggal dibanding negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura, karena sejak anak-anak kita tidak dididik dan dilatih untuk berpikir bagaimana bisa menghasilkan uang dengan berjualan.

Umumnya, banyak orang tua yang meminta anak-anaknya untuk belajar dengan baik biar nantinya dapat pekerjaan di instansi pemerintah, lembaga-lembaga/perusahaan yang memberikan gaji besar kepada karyawannya. Hampir sedikit sekali orang tua yang meminta anaknya untuk berdagang, berjualan, bekerja mandiri, setelah lulus sekolah.
Maka, setelah lulus sekolah, hampir semua generasi muda beramai-ramai melamar pekerjaan. Sangat sedikit yang langsung membuka usaha sendiri. Kalau toh ada, biasanya karena sulit memperoleh pekerjaan, sehingga terpaksa membuka usaha sendiri.
Kata mentor coaching nasional, Ustad Samsul Arifin, ini merupakan kesalahan besar masyarakat Indonesia, sehingga kita tak maju-maju. Masyarakat kita selalu terbelenggu kemiskinan akibat mindset atau paradigma berpikir tentang pendidikan anak-anaknya.
Ini harus diubah. Sejak kecil, anak harus dibiasakan untuk berusaha mandiri. Mereka dilatih, bagaimana bisa menghasilkan uang sendiri tanpa tergantung kepada orang lain.

Diberikan Komisi

Barangkali ini contoh yang sangat bagus dari kawan saya, yang memang telah punya pikiran maju untuk mewujudkan kesejahteraan bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya. .

Dia punya tujuh tempat kursus Bahasa Inggris di Semarang. Sasarannya murid-murid SMA. Yang menarik adalah cara dia mencari peserta kursus. Dia tidak harus mencari sendiri, tetapi merekrut siswa SMA dari banyak sekolahan.

Siswa yang berhasil mengajak siswa lain untuk bergabung dalam lembaga kursus Bahasa Inggris yang dipimpinnya diberi komisi sekian persen dari biaya kursus. Misalnya, biaya kursus Rp 50.000 per bulan, maka siswa yang berhasil mengajak siswa lain ikut kursus akan diberi komisi Rp 20.000.
Jika dia berhasil mengajak 10 teman, maka dia akan menerima komisi Rp 200.000. Begitu seterusnya.
Menurut dia, ada dua keuntungan dengan cara mencari peserta kursus yang dia terapkan.
Pertama, dia tidak perlu mencari sendiri calon siswa yang bersedia mengikuti kursus di lembaganya. Dengan perekrutan seperti itu, dia otomatis memiliki pemasar yang banyak.
Praktek semacam ini telah umumnya dijalankan di bisnis online. Pemilik produk biasanya menawarkan kepada membernya untuk menjadi afiliasi atau reseller, dengan komisi (fee) sampai 70 persen. Hasilnya, sangat luar biasa.
Kedua, dia (teman saya) bisa melatih para siswa untuk mendapatkan uang, yang berarti membantu meringankan beban orang tua. Siswa yang bersangkutan nantinya juga akan terbiasa untuk selalu berpikir bagaimana bisa menghasilkan uang sendiri. Jadi, mereka akan punya keterampilan dalam berbisnis.
Keluar sekolah, mereka sudah biasa menjalankan kegiatan bisnis/usaha. Tidak khawatir menjadi pengangguran. Malah nantinya diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja.
Selamat mempraktekkan cara ini, termasuk bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Kata Ustad Samsul, orang tua jangan mendidik anaknya untuk menjadi peminta kerja, tetapi pencipta pekerjaan. Orang yang bisa menciptakan pekerjaan atau berbisnis akan cepat sukses daripada yang hanya sebagai pekerja.

0 komentar: